Posyandu saat ini masih menjadi wadah tepat untuk pemantauan tumbuh kembang balita serta edukasi gizi masyarakat. Adapula beberapa tantangan di posyandu seperti kurangnya kapasitas kader, keterlambatan waktu pelaporan, kualitas data yang dikumpulkan dan langkah konseling yang kurang berfungsi.

Posyandu sendiri erat kaitannya dengan isu kesehatan ibu dan anak serta penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian bayi dan balita (AKABA).

Nah, untuk membantu para kader posyandu ini agar lebih total dalam melayani dan membantu ibu dan anak di sekitarnya, Wahana Visi Indonesia (WVI) dan HSBC bekerja sama menjalankan suatu program bernama pos PINTAR, posyandu pintar untuk anak sehat dan cerdas. Adapun yang dikembangkan dalam program ini adalah penggunaan aplikasi mPosyandu, aplikasi posyandu digital pertama di Indonesia.

Program ini merupakan inisiasi penguatan pelayanan posyandu dengan mengkapasitasi kader untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang dan konseling gizi yang lebih berkualitas melalui penggunaan aplikasi mPosyandu. Dengan aplikasi ini, data masuk lebih cepat sehingga dari segi tenaga kesehatan, laporannya lebih cepat dapat. Tenaga kesehatan pun lebih cepat membuat keputusan atau program yang sesuai dengan hasil laporan tersebut, di mana kalau dulu laporan baru ada sesudah 1 bulan.

“Tujuan dibuatnya aplikasi ini sendiri sebenarnya untuk membantu pencatatan data posyandu, membantu kader dalam memberikan informasi relevan kesehatan anak saat di posyandu, sebagai alat bantu kader dalam melakukan konseling gizi di posyandu atau rumah serta membantu tenaga kesehatan untuk mendapatkan laporan yang lebih baik dan cepat sehingga dapat membuat program yang sesuai.

Aplikasi ini berfungsi meningkatkan kualitas posyandu dalam dua cara yaitu membantu kader memantau pertumbuhan anak dengan data yang lebih akurat dan membantu kader dalam memberikan konseling makanan pada bayi dan anak. Aplikasi mPosyandu dikembangkan secara terus menerus, sehingga saat ini dapat juga digunakan untuk informasi pengukuran SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) dan lainnya.

Fokus program ini antara lain :

1. Meningkatkan kualitas data posyandu seperti meningkatkan akurasi perhitungan usia dan akurasi perhitungan status pertumbuhan balita.

2. Meningkatkan pemanfaatan data posyandu untuk pengambilan keputusan berupa meningkatkan jumlah umpan balik yang diberikan kader saat posyandu, mempercepat waktu pelaporan, meningkatkan jumlah dan kualitas analisis data oleh pemegang program.

3. Meningkatkan konseling pemberian makan pada bayi dan anak di Posyandu melalui kunjungan rumah oleh kader-kader terlatih.

“Dulu umumnya ibu datang ke posyandu, pulangnya cuma dapat makan bubur kacang, kalau ditanya anaknya sehat atau nggak, belum tentu tahu. Kader juga sering nggak memberitahu karena nggak punya kemampuan. Aplikasi ini dilengkapi gambar-gambar seperti pita, jempol naik atau turun untuk bantu kader kasih tahu status pertumbuhan anaknya hari itu.

Di sisi lain, Indonesia adalah negara dengan pengguna telepon seluler terbanyak di dunia. Jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia lebih banyak daripada jumlah penduduknya. Karena itu, WVI dan HSBC melahirkan program ini sekaligus mengenalkan aplikasi mPosyandu.

sumber : haibunda.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *